SELARASRIAU.COM - Negara kita merupakan negara rawan bencana. Di tengah ketidakberuntungan itu, begitu banyak lembaga dan anggota masyarakat yang berpartisipasi dalam menangani rentetan bencana di negara kita.
Demikian kata Ketua Umum Mahasiswa Pecinta Alam Bawah Langit STID Al Biruni Cirebon, Subhan Faqot saat dihubungi Wartapala pada Senin, 6 Mei 2024.
Meski demikian lanjut Subhan, partisipasi masyarakat yang besar itu belum mendapat penanganan yang optimal dan kurang terarah. Juga kurangnya pengetahuan dan keterampilan dasar yang dibutuhkan dalam pengananan bencana.
“Kenyataan di lapangan, banyak relawan yang tidak tahu harus berbuat apa ketika berada di daerah bencana,” jelas Subhan.
Diakui oleh Subhan, menangani kebencanaan – termasuk menyiapkan SDM relawan -- bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Tetapi tanggung jawab kolektif semua pihak. Termasuk Mahasiswa Pecinta Alam Bawah Langit STID Al Biruni (Mapalangit Biru).
“Karena sadar akan tanggung jawab itulah, kami menyelenggarakan seminar menjadi kebencanaan,” lanjut Subhan.
Melalui seminar yang direncanakan berlangsung pada 1 Juni 2024 di Kampus STID Al-Biruni Cirebon, Subhan berharap dapat membekali relawan dengan kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan dan sanggup dalam menghadapi macam-macam situasi bencana.
Sementara itu Sekretaris Mapalangit Biru, Mudaris Ghozali J, menerangkan, mereka mengundang Mapala di Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan untuk mengikuti seminar ini.
Juga mengundang Sispala, OPA, KPA dan masyarakat umum di empat kabupaten yang populer disingkat Ciayumajakuning tersebut.
“Pecinta alam adalah kelompok yang potensial menjadi relawan garis depan, itulah kenapa kami mengundang mereka ikut seminar,” kata Mudaris.
Apalagi lanjut Mudaris, narasumber seminar adalah relawan berpengalaman yang memiliki latar belakang pecinta alam.
“Seminar bakal berlangsung menarik dan berkualitas. Pokoknya rugi kalau pecinta alam di Ciayumajakuning sampai nggak ikut,” pungkas Mudaris. (***)
.jpg)
.jpg)