Pengamat Politik : Agung-Markarius Unggul dalam Persaingan Pilkada Pekanbaru

Pengamat Politik : Agung-Markarius Unggul dalam Persaingan Pilkada Pekanbaru
Pengamat politik Universitas Riau Dr. Saiman Pakpahan, S.IP, M.Si

SELARASRIAU.COM, PEKANBARU – Menjelang Pemilihan Wali Kota Pekanbaru 2024, pengamat politik Universitas Riau Dr. Saiman Pakpahan, S.IP, M.Si, memberikan analisis mendalam mengenai peluang para calon.

Di antara lima pasangan yang bersaing, pasangan Agung Nugroho - Markarius Anwar dinilai memiliki peluang paling besar untuk memenangkan kontestasi ini.

Saiman menjelaskan bahwa kekuatan utama pasangan ini terletak pada basis massa yang merata di seluruh Pekanbaru, serta popularitas Agung Nugroho yang semakin meningkat pasca-Pileg 2024.

"Agung memiliki basis pendukung yang solid, dan ini merupakan aset penting dalam Pilwako kali ini," ungkap Saiman, saat berbincang bersama wartawan, Sabtu (19/10/2024).

Di sisi lain, pasangan Muflihun - Ade Hartati Rahmat juga memiliki kekuatan tersendiri. 

Muflihun, mantan Penjabat Wali Kota Pekanbaru, meski memiliki pengalaman di pemerintahan, kinerjanya selama menjabat tidak begitu populer di mata publik. 

Namun, Ade Hartati, anggota DPRD Riau yang fokus pada isu pendidikan, dapat menjadi tambahan kekuatan untuk memperbaiki posisi mereka.

Pasangan Intsiawati Ayus - Taufik Arrakhman menghadapi tantangan besar. Meskipun Intsiawati merupakan figur berpengalaman di DPD RI, basis dukungannya kurang terpusat di Pekanbaru, dan Taufik Arrakhman kurang dikenal luas oleh warga kota.

Sementara itu, Ida Yulita Susanti - Kharisman Risanda dianggap memiliki basis dukungan yang kuat di beberapa kecamatan. 

Namun, menurut Saiman, popularitas Ida masih terbatas di wilayah tertentu, dan Kharisman tidak banyak memberikan dorongan elektabilitas.

Pasangan Edy Nasution - Dastrayani Bibra juga mengalami tantangan serupa. Meskipun Edy memiliki rekam jejak sebagai Wakil Gubernur Riau, ia dianggap seolah "turun kelas" dengan mencalonkan diri sebagai walikota, yang membuat daya tariknya menurun. 

Dastrayani, yang pernah mencalonkan diri di Pilwako 2017, juga tidak begitu dikenal oleh masyarakat luas.

Saiman menegaskan bahwa keunggulan Agung terletak pada mesin politik PKS yang kuat serta dukungan dari Demokrat, yang membuat mereka lebih unggul dibandingkan pasangan lainnya.

"Popularitas Agung mencapai 80-85%, sementara kandidat lain masih berkutat di bawah 70%," jelasnya.

Dengan dukungan yang terus mengalir, potensi Agung untuk menang semakin menguat, dan tantangan bagi pasangan lain untuk mengejar dalam waktu singkat dianggap sulit.

"Potensi Agung Nugroho untuk menjadi Wali Kota Pekanbaru 2024 terlihat sangat terbuka," pungkas Saiman. (***)

#Politik

Index

Berita Lainnya

Index