Pariaman – Kasus tragis pembunuhan Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan yang ditemukan tak bernyawa di Pariaman, meninggalkan duka mendalam di kalangan guru dan teman-temannya. Nia, yang merupakan alumni INS Kayu Tanam, dikenal sebagai sosok yang ceria dan berprestasi.
Berita mengejutkan tentang hilangnya Nia yang dilaporkan pada Jumat, 6 September 2024, datang sebagai tamparan keras bagi para guru di sekolahnya. Nia, yang berusia 18 tahun, saat itu tengah berjualan gorengan ketika dagangannya ditemukan berserakan, namun dirinya tidak tampak.
Yulismar, guru Bahasa Indonesia di INS Kayu Tanam, menceritakan bagaimana informasi mengenai kehilangan Nia membuatnya terkejut dan sedih. "Saat berita tentang hilangnya Nia sampai ke kami, kami sedang berkumpul di masjid sekolah. Tangisan haru pecah begitu mendengar kabar tersebut," ujar Yulismar.
Menurut Yulismar, Nia adalah siswa yang dikenal baik oleh semua guru dan teman-temannya. "Nia adalah siswa berprestasi di bidang akademik dan non-akademik. Ia juga tidak ragu untuk berjualan di sekolah, baik kepada teman-temannya maupun para guru," tambah Yulismar, dengan suara bergetar penuh emosi.
Kehilangan Nia sangat memukul hati Yulismar dan rekan-rekannya, karena cita-cita Nia untuk menjadi seorang guru bahasa Indonesia kini tidak akan pernah terwujud. "Kami semua sangat mengenal Nia dan merasakannya sebagai bagian dari keluarga sekolah kami. Saya berharap pelaku kejam ini segera ditangkap dan diadili seberat-beratnya," harap Yulismar.
Jenazah Nia ditemukan terkubur tanpa busana pada Minggu, 8 September 2024, setelah menghilang selama dua hari. Nia adalah warga Korong Pasa Surau, Nagari Guguak, Kecamatan 2×11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman. Kasus ini meninggalkan duka mendalam bagi komunitas dan keluarga Nia, serta menuntut keadilan bagi sosok yang telah kehilangan nyawanya dengan tragis. (***)