SELARASRIAU.COM - Dunia pendidikan diresahkan dengan perkembangan teknologi yang terjadi. ChatGPT menjadi salah satu aplikasi yang membuat resah para guru dan dosen karena aplikasi ini mampu memudahkan peserta didik untuk menjawab pertanyaan pada soal ujian hingga memberikan penulisan artikel yang dibutuhkan oleh peserta didik.
Aplikasi ini sangat memanjakan peserta didik dan kondisi ini membuat kekuatiran para tenaga pendidik terhadap perkembangan ranah kognitif peserta didik. Peserta didik tidak lagi mampu memaksimalkan potensi berpikir kritis yang seharusnya mereka miliki. Peserta didik tidak lagi mampu memaksimalkan potensi kompetitif yang mereka miliki karena dengan berbaring dikasur pun mereka sudah mampu membuat artikel ilmiah atau pun menjawab soal ujian.
Tenaga pendidik harus tenang dan tidak boleh panik menyikapi keadaan ini. Tenaga pendidik sudah dibekali 4 kompetensi yang wajib dimiliki yaitu pedagogik, professional, sosial dan kepribadian. Oleh sebab itu, para tenaga pendidik harus tetap professional dan tidak boleh kehilangan kompetensi pedagogik.
Jika peserta didik mengandalkan penggunaan chatGPT untuk menjawab ujian teori yang diberikan kepada mereka, maka tenaga pendidik tidak boleh lengah dan pasrah. Lakukan variasi atau tambah teknik pengujian kepada para peserta didik dengan melakukan oral test yang akan memaksa peserta didik membaca jawaban yang diberikan chatGPT kepada mereka. Berikan studi kasus kepada para peserta didik untuk memaksa mereka berpikir mengembangkan pola pikir mereka mendapatkan solusi dari studi kasus tersebut walaupun mereka harus membaca ulang berkali – kali terhadap jawaban yang mereka dapatkan dari chatGPT.
Teknologi dibuat oleh manusia dan manusia tidak layak untuk panik terhadap perkembangan teknologi yang mungkin terlihat menakutkan oleh sebahagian orang. Perkembangan teknologi harus mampu menjadi dasar atau penyebab munculnya semangat kompetitif sehingga menjadi lebih kreatif dan variative daripada yang dihasilkan oleh teknologi.
Penulis: Rahmad Al Rian