SELARASRIAU.COM, PEKANBARU - Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Riau cukup mengkhawatirkan. Sepanjang tahun 2023, mulai Januari hingga Juni, Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat ada 7 warga Riau yang meninggal dunia akibat penyakit yang ditularkan dari nyamuk Aedes aegypti ini.
Korban yang direngggut nyawanya akibat DBD ini paling banyak di temukan di Kota Dumai, Kabupaten Siak dan Kampar masing-masing 2 kasus.
Selain itu korban meninggal dunia akibat DBD juga ditemukan di Kabupaten Rokan Hulu dan Kota Dumai masing-masing 1 kasus.
Korban meninggal dunia akibat DBD ini terjadi di bulan April dan Februari lalu masing-masing sebanyak 2 kasus. Kemudian di bulan Maret dan Januari serta Juni masing-masing 1 kasus. Semetara di Mei tidak ditemukan ada kasus meninggal dunia akibat DBD di Riau.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Zainal Arifin, Senin (24/7/2023) mengatakan, pihaknya menanggapi serius persoalan ini, bahkan pihaknya sudah mengirimkan surat ke Dinas Kesehatan kabupaten kota.
Pihaknya meminta jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Kota dan masyarakat untuk mewaspadai ancaman kasus demam berdarah di Riau.
Dinas Kesehatan Riau hingga saat ini pihaknya mencatat total kasu DBD di Riau mencapai 810 kasus. Paling banyak ditemukan di Kota Pekanbaru dengan jumlah kasus DBD sebanyak 169 kasus. Sementara yang paling rendah adalah Kabupaten Kepulauan Meranti sebanyak 3 kasus.
"Kalau kita lihat dari data yang ada, memang saat ini tren kasus DBD di Riau cenderung menurun. Puncaknya di bulan Januari itu sampai 200 kasus," katanya.
Sementara pada Februari kasus DBD ditemukan ada 123 kasus, di bulan Maret ada 133 kasus, April 92 kasus. Kemudan di bulan Mei turun menjadi 139 kasus dan di bulan Juni turun menjadi 124 kasus. Sedangkan untuk laporan kasus DBD bulan Juli ini baru akan dirilis pada Agustus mendatang.
Agar kasus DBD tidak terus bertambah, kata Zainal lagi, setiap rumah harus ada juru pemantau jentik (Jumantik). Dan itu adalah anggota keluarga di masing - masing rumah.
"Mulai dari kamar mandi tempat bersarang. Karena kalau tiga hari sekali kita kuras dan bersihkan, itu pasti tidak ada telur, kalau tidak ada telur tidak ada jentik, dan kalau tak ada jentik pasti tak ada nyamuk. Jadi 3 M itu yang harus di giatkan," katanya. (***)