Denting Doa, 71 Kisah, Satu Kebahagiaan Bersama Dalam Cerita Cinta

Denting Doa, 71 Kisah, Satu Kebahagiaan Bersama Dalam Cerita Cinta

"Di tengah hiruk pikuk Jalan Jenderal Sudirman, suara riuh masyarakat berpadu dengan denting kamera dan senyum para pasangan pengantin yang berjalan beriringan"

***

PEKANBARU — Matahari belum tinggi ketika keramaian mulai mengalir ke kawasan Mal Pelayanan Publik (MPP) Pekanbaru, Ahad (7/12/2025). Udara pagi yang sejuk berubah menjadi hangat oleh langkah puluhan ribu warga yang datang bukan sekadar melihat sebuah acara, tetapi menyaksikan lahirnya puluhan babak baru perjalanan hidup.

Sebanyak 71 pasangan ini bukan hanya menapaki koridor menuju pelaminan, tetapi juga melangkah menuju kepastian hukum tentang keluarga yang selama ini hanya tertaut dalam rasa.

Mereka diarak dari Masjid Agung Ar-Rahman, dipimpin Wali Kota Agung Nugroho, Wakil Wali Kota Markarius Anwar, dan jajaran Forkopimda. Arak-arakan bak prosesi budaya itu seakan menunjukkan bahwa hari ini bukan sekadar seremonial pemerintah—tetapi perayaan kota untuk warganya.

Wali Kota Agung Nugroho berdiri di tengah lautan manusia, menyampaikan sambutan yang terasa hangat dan personal. Suaranya menyatu dengan tepuk tangan warga yang turut bergembira untuk orang-orang yang mungkin tak mereka kenal, tetapi bahagianya menular.

“Alhamdulillah, hari ini kita menyaksikan kebahagiaan 71 pasangan pengantin. Ini bentuk kepedulian kami, agar setiap pernikahan tercatat secara resmi dan hak-hak mereka terlindungi,” kata Agung dengan sorot mata yang terlihat puas.

Ucapan itu bukan formalitas belaka. Banyak dari pasangan ini sudah lama hidup bersama, bahkan memiliki anak, namun belum memiliki dokumen pernikahan yang sah. Hari itu, mereka tidak hanya sah di mata agama, tetapi juga diakui negara.

Ustadz Das’ad dan Gelombang Antusiasme

Semakin siang, massa justru semakin padat. Penyebabnya: satu nama yang begitu dikenal publik—Ustadz Das’ad Latif. Kehadirannya pada acara ini seperti magnet raksasa yang menarik puluhan ribu orang ke pelataran MPP.

Dengan gaya khasnya yang jenaka namun tegas, Ustadz Das’ad menyampaikan pesan pernikahan penuh makna. Tawa pecah di sela-sela nasihat tentang kesabaran, saling memahami, dan pentingnya menjadikan agama sebagai tiang rumah tangga.

Bagi 71 pasangan itu, tausiyah ini mungkin akan menjadi bagian yang mereka ingat di hari tua—pengingat untuk kembali saling menatap ketika dunia terasa bergerak terlalu cepat.

Tepuk Tepung Tawar Terbesar dalam Sejarah

Di antara meriahnya prosesi, ada satu momen yang menorehkan sejarah. Nikah Massal Gratis ini resmi memecahkan Rekor MURI sebagai Prosesi Tepuk Tepung Tawar dengan peserta terbanyak.

Di panggung depan, Ketua Panitia Masykur Tadmizi menyampaikan bahwa catatan ini bukan hanya kebanggaan, tetapi simbol bahwa tradisi Melayu di Pekanbaru tetap hidup dan terus diwariskan.

“Kegiatan ini tercatat dalam MURI, dengan kategori prosesi tepuk tepung tawar terbanyak. Ada 71 pasangan yang ikut serta hari ini,” ujarnya.

Tepuk tepung tawar—ritual adat penuh doa—tampak seperti simbol penyatuan antara budaya, agama, dan kebijakan pemerintah dalam satu harmoni besar.

Semua Ditanggung, Cinta Dirayakan

Pemerintah Kota Pekanbaru tak sekadar menggelar acara, tetapi memastikan setiap pasang merasa dihargai. Dari makeup, pakaian pengantin, pelaminan, hingga voucher bulan madu—semua ditanggung. Sponsor pun ikut andil, memastikan tiap pasangan merasa seperti raja dan ratu sehari.

Bagi sebagian warga, barangkali ini adalah satu-satunya momen mereka merasakan pelaminan layaknya pernikahan mewah. Di antara lampu sorot dan hiasan bunga, terlihat beberapa pengantin yang berkaca-kaca, memegang tangan pasangan mereka lebih erat dari biasanya.

Lebih dari Sekadar Acara

Nikah Massal Gratis ini bukan hanya rangkaian prosesi: ini adalah ruang di mana pemerintah hadir lebih dekat, tradisi dirayakan, dan cinta diberi panggung besar untuk tumbuh.

Hari itu, MPP Pekanbaru bukan sekadar gedung pelayanan publik. Ia berubah menjadi tempat lahirnya keluarga-keluarga baru, menjadi saksi bahwa kebahagiaan adalah hal yang bisa dibangun bersama—oleh pemerintah, masyarakat, tradisi, dan doa-doa yang dipanjatkan dalam langkah-langkah kecil menuju kehidupan baru. *** (M. Fadhil)

#Daerah

Index

Berita Lainnya

Index