Ecobrick SMPN 23 Pekanbaru, Sulap Limbah Plastik Jadi Barang Bernilai Ekonomi

Ecobrick SMPN 23 Pekanbaru, Sulap Limbah Plastik Jadi Barang Bernilai Ekonomi

SELARASRIAU.COM, PEKANBARU - Limbah plastik bagi sebagian orang menjadi sampah yang tidak berguna. Bahkan jika dibuang sembarangan sampah plastik bisa merusak lingkungan. Sebab sampah plastik butuh waktu puluhan tahun untuk sampai bisa terurai. Namun di tangan para siswa SMPN 23 Pekanbaru, limbah sampah plastik disulap menjadi barang yang berguna dan bernilai ekonomi.
 

Beragam keterampilan yang cantik dan ciamik bisa dibuat oleh para siswa di sekolah yang berada di Jalan Garuda Sakti Km. 3 Pekanbaru ini hanya mengandalkan bahan-bahan dari limbah plastik. Mulai dari pot bunga, batako, meja, hingga kursi dan beragam keterampilan tangan lainnya.

Kepala Sekolah SMPN 23 Pekanbaru Edi Suhendri mengatakan, pemanfaatan limbah plastik menjadi barang-barang bermanfaat di SMPN 23 Pekanbaru atau mereka sebut dengan istilah ecobrick ini berawal dari keprihatinannya akan sampah yang berserakan di tepi-tepi jalan.

"Kita harus berbuat hal sederhana, seperti memulai dengan anak  didik kita,” kata Edi Suhendri penuh semangat.

Ecobrick merupakan metode yang digunakan untuk meminimalisir sampah plastik dengan media botol plastik yang diisi penuh dengan sampah anorganik bersih, hingga botol tersebut benar-benar keras dan padat. Dengan demikian, akan dapat mengurangi sampah plastik, serta mendaur ulangnya dengan media botol plastik untuk dijadikan  sesuatu yang berguna.

di berharap, dengan adanya ecobrick, semua satuan pendidikan bisa mewujudkan eco student, eco family, eco school, hingga eco city. Di SMPN 23 Pekanbaru, ecobrick dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan meja, kursi, hingga batu bata untuk tembok, yang ramah lingkungan.

Langkah-langkah untuk membuat ecobrick dari plastik bekas, yang dapat disulap menjadi kursi dan meja, serta bata. Mula-mula, sampah plastik dipilah, dibersihkan, dan dikeringkan. Kemudian sediakan botol bekas air mineral dalam jumlah yang banyak. Siapkan juga tongkat/kayu untuk menekan plastik agar menjadi padat.

’’Masukkan sampah plastik ke dalam botol, jika sampahnya berukuran besar, potong menggunakan gunting, padatkan sampah plastik menggunakan tongkat atau kayu hingga benar-benar padat. Jangan sampai kempes atau mengeluarkan bunyi ketika ditekan dari luar. Kalau tidak nanti bisa meleyot,” ungkapnya.

Setiap ecobrick harus ditimbang. Standarnya adalah 200 gram per botol air mineral berukuran 600 ml dan 500 gram per botol berukuran 1.500 ml.  Untuk membuat kursi dan meja dari ecobrick, Faras memaparkan, pertama gabungkan ecobrick 1.500 ml dengan lem kaca atau lakban.

Susun menjadi bentuk yang dikehendaki, seperti lingkaran, heksagonal, atau kotak. Ini dilakukan dengan rapi dan rata. Agar lebih menarik dan kuat, bagian atas dan bawah dilapisi triplek sesuai bentuk kursi, serta tambahkan kaki. Agar lebih indah, pasang cover kursi dan bagian atas dilapisi busa biar lebih empuk.

“Kami juga menjual satu botol ecobrick Rp2 ribu. Selain itu untuk satu paket jadi yang berisi empat kursi dan satu meja kami jual seharga Rp1,5 juta,” ungkapnya.

Alat dan bahan yang diperlukan yaitu ecobrick berukuran 600 ml, dan cetakan berupa tabung silinder berdiameter 11 cm, dengan tinggi 22 cm, serta semen dan pasir.

“Aduk semen dan pasir dengan perbandingan satu banding tiga, masukkan ecobrick ke dalam cetakan silinder kemudian ditumpahkan adukan semen dan pasir. Diamkan selama 24 jam, lepaskan bata ecobrick dari cetakan. Ecobrick siap digunakan,” tuturnya.

Edi menjamin kekuatan batako ecobrick yang digagasnya tidak kalah dengan batu bata konvensional. Bahkan, kekuatan batako ecobrick ini bisa digunakan untuk bangunan hingga tiga lantai vertikal dan sudah diuji di laboratorium Dinas PUPR.

"Dan kekuatannya setara dengan batu bata kelas satu," katanya.

Batako ecobrick ini sudah diaplikasikan menjadi bangunan Gazebo dan Taman Literasi di SMPN 23 Pekanbaru. Program ecobrick di sekolah ini juga sudah dimuat di dalam Kurikulum, yang termasuk dalam kompetensi keterampilan tentang pemanfaat limbah plastik.

“Semua kegiatan ini dimotori oleh anak-anak OSIS. Jadi kita berharap anak-anak SMPN 23 Pekanbaru menjadi agen dan menjadi duta-duta lingkungan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa sampah plastik ini kalau tidak dikelola dengan baik maka bisa mendatangkan dampak  buruk bagi kesehatan. Dengan ecobrick lingkungan jadi bersih dari limbah plastik. Kami berharap bisa melestarikan lingkungan dengan cara ini,” pungkasnya.

Pemanfaatan limbah plastik menjadi barang-barang bermanfaat di SMPN 23 Pekanbaru telah mendapat respon positif dari berbagai kalangan. Bahkan sudah dikunjungi  pihak Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan dalam waktu dekat Kementerian Lingkungan Hidup RI akan berkunjung dan melihat secara langsung keberhasilan pihak SMPN 23 dalam memanfaatkan limbah plastik menjadi ecobrick.

Baru-baru ini, Sekolah SMPN Binaan Khusus (Binsus) dari Kota Dumai juga berkunjung ke SMPN 23 Pekanbaru ini untuk melihat ecobrick di sekolah ini dari dekat. Ecobrick di SMPN 23 Pekanbaru memang menjadi magnet sejumlah sekolah untuk melihat langsung proses pemanfaatan program karya kerajinan yang berbahan baku limbah plastik ini dilaksanakan.

"Kita melihat progressnya luar biasa, perkembangan programnya. Sehingga nanti program ecobrick ini bisa juga diterapkan di sekolah kami. Karena ini (ecobrick) hal yang sangat positif sekali," . ujar Husnal Hayati S.Pd, M.Pd, Kepala Sekolah SMPN Binaan Khusus (Binsus) Kota Dumai. (***)
 


 

Berita Lainnya

Index