PEKANBARU– Dalam memperdalam pemahaman keislaman, meneguhkan nilai-nilai Persyarikatan, sekaligus mempererat silaturahim di lingkungan civitas akademika,Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) menggelar kegiatan Peningkatan Kapasitas Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK) tahun 2025.
Rektor UMRI Saidul Amin menegaskan bahwa penguatan AIK bukan sekadar agenda tahunan, melainkan ruh yang menggerakkan seluruh aktivitas institusi.
“Sebagus apa pun bangunan fisik dan secanggih apa pun fasilitas, tidak akan berarti tanpa karakter keislaman yang kuat dari orang-orang yang mengelolanya. AIK mengingatkan kita bahwa bekerja bukan hanya mengejar target, tetapi merupakan bentuk pengabdian dan ibadah kepada Allah SWT,” tegasnya.
Rektor Saidul Amin juga memaparkan sejumlah pembangunan strategis yang tengah dilakukan UMRI, termasuk progres Mahmud Marzuki Tower (MMT) yang kini memasuki tahap akhir penyelesaian struktur.
“Mahmud Marzuki Tower adalah simbol kemajuan UMRI. Gedung ini bukan hanya pusat layanan akademik dan administrasi, tetapi juga ikon baru yang menegaskan bahwa UMRI terus tumbuh dan bergerak maju,” ujarnya.
Selain itu, UMRI juga merencanakan pembangunan gedung perpustakaan baru dan aula serbaguna untuk mendukung layanan akademik, literasi kampus, serta aktivitas kemahasiswaan.
“Kita ingin memastikan setiap fasilitas yang dibangun memberi manfaat besar bagi mahasiswa dan seluruh sivitas akademika,” tambahnya.
Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor UMRI Dr H Saidul Amin, MA., jajaran Wakil Rektor, Badan Pembina Harian (BPH) UMRI, para dekan dan wakil dekan, direktur, kepala biro, serta seluruh dosen dan pegawai.
Dua narasumber utama turut hadir, yakni Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah H. Fathur Rahman, Lc, M Si., dan Ketua BPH UMRI Prof Dr H M Nazir, MA. Pemaparan kedua tokoh tersebut memperkaya wawasan peserta mengenai penerapan nilai Islam berkemajuan dalam kehidupan kampus.
Sementara itu, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau yang disampaikan oleh Dr Eng Yusri Rasul, SPd, ST, MT, mengajak seluruh peserta mendoakan korban bencana di Sumatera. Ia juga mengapresiasi kontribusi UMRI dalam mengembangkan amal usaha Muhammadiyah, khususnya di bidang pendidikan.
“Peningkatan AIK adalah momentum penting untuk merenungkan dan mengevaluasi diri agar langkah kita dalam Persyarikatan semakin baik ke depan,” ujarnya.
Materi inti disampaikan oleh H. Fathur Rahman dengan tema Membangun Kampus Islami. Ia menekankan bahwa bermuhammadiyah menuntut kesabaran dan rasa syukur dalam menjalankan setiap amanah.
“Kalau perilaku kita tidak sesuai dengan prinsip dan ajaran Nabi, maka kita termasuk pendusta Nabi,” tegasnya, mengingatkan pentingnya akhlak dalam bekerja. (Mcr)
