SelarasRiau.com - Di antara jeram Sungai Subayang yang menderu di jantung Kampar Kiri Hulu, berdiri megah tebing batu alam yang disebut Batu Dinding Tanjung Belit — bentangan batu raksasa yang seolah membelah langit dan air. Pesonanya kini tak lagi sekadar cerita dari pelosok Riau, tapi sudah menembus panggung nasional.
Objek wisata alam di Desa Wisata Tanjung Belit, Kabupaten Kampar ini berhasil masuk tiga besar nasional Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2025), ajang bergengsi yang menobatkan destinasi terbaik dari seluruh penjuru Tanah Air.
Batu Dinding mewakili kategori Wisata Air Subayang Rafting, menonjolkan perpaduan antara keindahan tebing batu, derasnya arus sungai, dan keaslian alam tropis Kampar yang masih terjaga.
“Ini bukan sekadar kebanggaan bagi Tanjung Belit, tapi bagi seluruh masyarakat Kampar,” ujar Dedi Irawan, Ketua Pokdarwis Batu Dinding, Sabtu (11/10/2025).
Untuk sampai ke lokasi, wisatawan harus menempuh perjalanan panjang melewati jalan desa yang sebagian rusak. Namun, begitu tiba, rasa lelah seakan sirna.
Dari atas perahu karet yang meluncur di arus Subayang, pengunjung disuguhi panorama dinding batu setinggi puluhan meter yang menjulang di tepi sungai, berpadu dengan hijaunya hutan dan suara burung yang berpencar di udara lembap pegunungan.
Dedi menyebutkan, meski akses jalan masih menjadi tantangan besar, antusiasme wisatawan terus meningkat. “Sekarang saja pengunjung sudah mencapai sekitar 3.000 orang setiap bulan. Kalau infrastruktur jalan diperbaiki, pasti lebih ramai lagi,” katanya optimis.
Ia berharap dukungan pemerintah untuk memperkuat infrastruktur menuju desa wisata ini agar potensi Batu Dinding bisa berkembang menjadi destinasi unggulan Riau. “Kami ingin membuktikan, dari pelosok pun karya bisa berbicara,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Fraksi NasDem DPRD Kampar, Eko Sutrisno, menyebut Batu Dinding sebagai “permata tersembunyi” yang mampu mengangkat nama daerah ke tingkat nasional.
“Keindahan Tanjung Belit tidak kalah dengan destinasi besar di luar Riau. Dengan cinta terhadap alam dan kerja sama warga, mereka berhasil menembus panggung nasional tanpa proyek besar,” ungkapnya.
Batu Dinding Tanjung Belit kini menjadi simbol harapan baru bagi pariwisata Kampar — sebuah tempat di mana alam, semangat masyarakat, dan mimpi besar tentang kemajuan desa berpadu dalam satu aliran yang sama, sekuat arus Subayang yang tak pernah berhenti mengalir. (***)