Katanya HET Minyak Goreng merek Minyakita Belum Naik, Tapi Mengapa Harganya di Pasaran Sudah Melambung : Subsidi atau Alasan Ekonomis ?

Katanya HET Minyak Goreng merek Minyakita Belum Naik, Tapi Mengapa Harganya di Pasaran Sudah Melambung : Subsidi atau Alasan Ekonomis ?
minyakita dalam kemasan 1 liter. /(selaras.asy)

SELARASRIAU.COM - Harga minyak goreng subsidi pemerintah yang diberi merek "minyakita" terus melambung di pasaran. Bahkan harganya nyaris menyamai harga minyak goreng premium, sebut saja Sovia, Fortune, Filma, Sania atau Bimoli. Fenomena ini menjadi pertanyaan publik. Terutama kalangan emak-emak yang saban hari tak bisa lepas dari minyak goreng untuk kebutuhan masak-memasak di dapur.

"Kalau harganya mahal terus buat apa disubsidi, buang-buang duit negara aja," kata Soimatun Jannah, warga Pekanbaru, Selasa (16/7/2024). 

Emak-emak di Pekanbaru mengaku harus membeli minyakita seharga Rp 16.000. Bahkan ada beberapa yang mengaku membeli seharga Rp 17.000 per liternya.

"Jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) Minyakita, Rp 14.000 per liter, mungkin karena ada wacana mau dinaikkan jadi Rp 15.500 per liter. Tapi tetap saja harga yang ada sekarang masih jauh diatas HET itu," ujar Jannah.

Lalu apakah benar, pemerintah akan menaikkan HET minyakita?
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru, Zulhelmi Arifin, menegaskan hingga saat ini HET minyak kita masih mengacu harga lama yakni Rp 14.000 per liter. Kalaupun ada wacana bakal ada kenaikan, HET yang baru tersebut belum diterapkan.

"Belum ada penyesuaian HET yang baru. HET yang dipakai masih Rp 14 ribu. Untuk HET yang baru informasi nya Peraturan menteri perdagangannya masih dalam proses harmonisasi," katanya. 

Asal Usul Minyak Kita
Dikutip dari laman kompas.com, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meluncurkan minyak goreng kemasan rakyat dengan merek Minyakita, Rabu (6/7/2022). 

Minyak tersebut merupakan merek dagang yang dimiliki Kementerian Perdagangan dan sudah terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM. Minyakita nantinya akan didistribusikan ke seluruh Indonesia dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter. 

Zulhas menyebut jika minyak goreng kemasan sederhana dapat mempermudah masyarakat untuk mendapatkan minyak goreng. Selain itu juga mempermudah pendistribusiannya ke seluruh Indonesia, terutama di Indonesia bagian timur. 

"Kami berusaha mengatasi persoalan distribusi melalui minyak goreng kemasan sederhana ini. Harapan kami, minyak goreng bisa terdistribusikan dengan baik, khususnya daerah-daerah yang sulit dijangkau," ucap Zulhas dikutip dari laman Kemendag, Rabu (6/7/2022). 

Keberadaan Minyakita diklaim dapat memastikan masyarakat mendapatkan minyak goreng sesuai dengan HET yang sudah ditetapkan. Meskipun baru diluncurkan, Zulhas memastikan bahwa Minyakita tidak akan menghapus keberadaan minyak goreng curah di pasar-pasar rakyat. 

"Minyak curah tetap ada, tidak ada perubahan apapun. Minyakita diluncurkan untuk membantu masalah distribusi dan memberikan masyarakat pilihan dalam membeli minyak goreng," jelasnya. 

Menjaga harga HET minyak goreng 
Zulhas mengatakan bahwa Minyakita dapat menjadi solusi atas tingginya harga minyak goreng yang ada di pasaran seperti beberapa bulan yang lalu. Minyakita menjadi salah satu upaya yang dilakukan Zulhas sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan masalah minyak goreng dalam waktu satu bulan. 

Sekitar dua minggu setelah ditunjuk menjadi Mendag menggantikan Muhammad Lutfi, Zulhas menyebut jika minyak goreng di Jawa dan Bali sudah mulai menurun. "Saat ini sudah sekitar dua minggu, harga minyak goreng curah sudah di angka Rp 14.000 per liter untuk Jawa dan Bali," jelasnya. 

Dikutip dari Kompas.com, Rabu (6/7/2022), meskipun harga minyak goreng di Jawa dan Bali sudah menyentuh Rp 14.000 per liter, namun di wilayah timur Indonesia masih Rp 20.000 per liter. 

Zulhas mengungkapkan jika tingginya harga minyak goreng curah di wilayah timur Indonesia akibat terkendala faktor logistik. Karena distribusi minyak goreng ke wilayah timur Indonesia masih menggunakan tempat penyimpanan berukuran besar hingga seberat satu ton untuk setiap tangki. 

Sehingga membuat distribusi minyak goreng ke pulau-pulau maupun daratan tinggi di wilayah Papua, Maluku, dan sebagian Sulawesi cenderung sulit. Minyak goreng kemasan Minyakita diharapkan dapat mempermudah proses pendistribusian tanpa terhambat oleh masalah logistik. "Dengan diluncurkannya 'Minyakita', saya harap dua pekan kedepan harga minyak goreng sudah di bawah Rp 14.000 untuk seluruh Indonesia," ucap Zulhas. (***)  

#Ekonomi

Index

Berita Lainnya

Index