Pemprov Riau Resmi Cabut Status Siaga Darurat Kathutla

Pemprov Riau Resmi Cabut Status Siaga Darurat Kathutla
Pencabutan status siaga darurat Karhutla ini diumumkan langsung oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edy Afrizal di kantornya Jalan Sudirman Pekanbaru, Kamis (30/11/2023).

SELARASRIAU.COM, PEKANBARU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau resmi mencabut status siaga darurat bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) pada Kamis (30/11/2023). Status tersebut ditetapkan sejak tanggal 13 Februari 2023 lalu oleh Gubernur Riau Syamsuar saat itu.

Pencabutan status siaga darurat Karhutla ini diumumkan langsung oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edy Afrizal di kantornya Jalan Sudirman Pekanbaru, Kamis (30/11/2023).

"Berdasarkan hasil rapat yang kita laksanakan pada 27 November kemarin yang dihadiri seluruh instansi terkait, disimpulkan bahwa saat ini seluruh wilayah Riau sudah masuk musim hujan. Titik hotspot dan titik api juga sudah tidak ditemukan lagi di Riau. Dengan demikian maka, status siaga darurat Karhutla kami nyatakan berakhir pada hari ini, Kamis 30 November 2023," kata Edi yang secara resmi mencabut status siaga darurat Karhutla Riau 2023.

Pada kesempatan tersebut pihaknya menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang sudah membantu Satgas dalam melakukan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Riau sepanjang tahun 2023 ini. Sehingga pada tahun 2023 ini Riau bisa bebas dari kabut asap. 

"Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua yang sudah membantu kami dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan. Baik itu baik itu dari TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD, Damkar, Masyarakat Peduli Api, pemerintah daerah, Forkopimda, dunia usaha, dan masyarakat Riau," katanya.

Edi menjelaskan, berdasarkan data dari Satgas Karhutla Riau, jika dibandingkan tahun 2019 yang juga sama-sama dilanda el nino, Satgas Karhutla Riau mampu menekan luas lahan yang terbakar hingga 299 persen. 

Dimana pada tahun 2019 lalu luas lahan yang terbakar mencapai 9.714 hektar. Sedangkan di tahun 2023 ini luasan lahan yang terbakar seluas 2.432 hektar. Terjadi penurunan luasan lahan yang terbakar hingga mencapai 7.281 hektar. 

"Kenapa perbandingannya dengan tahun 2019, tidak dengan tahun 2022, karena di tahun 2019 dan 2023 itu sama-sama terjadi El Nino. Sedangkan di tahun 2022 tidak ada El Nino. Jadi kita membandingkannya dengan tahun 2019 karena sama-sama terjadi El Nino," ujarnya.

Dijelaskan Edy Afrizal, Pemprov Riau telah melakukan upaya terbaik dengan mengerahkan sumberdaya yang dimiliki. 

Termasuk juga dukungan penuh oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam melakukan segala upaya penanggulangan, termasuk TNI dan Polri. 

“Berkat kerja sama ini, kita berhasil menekan jumlah hotspot, sebanyak 11 persen. Pada tahun 2019 jumlah hotspot di Riau berjumlah 3.689 titik. Sedangkan tahun 2023 ini sebanyak 3.323 titik," katanya. (***)


 

#Daerah

Index

Berita Lainnya

Index