PEKANBARU - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta seluruh pemerintah daerah memperkuat kesiapsiagaan menghadapi momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026. Hal ini disampaikan dalam rapat koordinasi nasional secara virtual, pada Kamis (11/12/2025).
Dikatakan Mendagri Tito, bahwa ini merupakan sebagai bagian dari langkah antisipasi terhadap lonjakan mobilitas masyarakat serta potensi gangguan stabilitas sosial, ekonomi, dan keamanan jelang akhir tahun. Ia menambahkan, periode Nataru selalu menjadi momen dengan arus pergerakan masyarakat yang tinggi di berbagai wilayah.
“Untuk Nataru, sudah dekat waktunya. Kegiatan kita akan banyak karena sudah pasti mobilitas masyarakat tinggi baik yang mau berlibur atau mau merayakan Natal dan Tahun Baru,” ujarnya.
Dijelaskan, seluruh kepala daerah agar segera melakukan konsolidasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) serta para pemangku kepentingan terkait. Menurutnya, koordinasi ini penting agar berbagai potensi hambatan dapat teratasi sebelum puncak libur berlangsung.
“Oleh karena itu, tolong semua daerah bersiap-siap melakukan konsolidasi dengan forkopimda dan semua stakeholder yang ada,” jelasnya.
Salah satu yang menjadi perhatian utama adalah keamanan dan kelancaran transportasi. Mendagri Tito meminta pemerintah daerah memastikan infrastruktur transportasi, baik darat, laut, maupun udara, dalam kondisi siap.
“Pastikan lalu lintas darat, laut, udara kita cek agar perjalanan masyarakat aman,” tegasnya.
Selain aspek keamanan, Mendagri juga menyoroti potensi kenaikan inflasi menjelang Nataru. Lonjakan permintaan barang konsumsi dinilai dapat memicu kenaikan harga jika tidak diantisipasi.
“Kita juga mencegah terjadinya kenaikan inflasi karena permintaan akan tinggi. Masyarakat pasti belanja kebutuhan yang banyak untuk persiapan Nataru,” ungkapnya.
Diimbau, pemerintah daerah dapat memastikan kesiapan logistik dan memperkuat koordinasi dengan Bulog, Badan Pangan Nasional, hingga para pelaku usaha di daerah. Hal ini bertujuan menjaga ketersediaan stok pangan sehingga tidak terjadi kelangkaan maupun spekulasi harga.
“Perkuat kerja sama dengan bulog, badan pangan nasional, dan pengusaha di daerah masing-masing agar bahan pangan tersedia,” imbaunya.
Dalam rapat tersebut, Mendagri Tito juga menyoroti meningkatnya potensi bencana hidrometeorologi pada penghujung tahun. Berdasarkan prediksi BMKG, curah hujan akan tinggi di sejumlah wilayah, ditambah ancaman banjir rob yang dipicu pasang air laut.
“Antisipasi terhadap bencana harus selalu bersiaga. Perlu cek betul kawasan rawan banjir dan rawan longsor dari sekarang,” tambahnya.
Menanggapi arahan Mendagri, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau, Syahrial Abdi, menyatakan seluruh jajaran Pemprov Riau telah melakukan langkah-langkah persiapan. Ia menyebut koordinasi intensif sudah dilakukan bersama Forkopimda, bupati dan wali kota, serta OPD terkait.
“Kita telah melakukan koordinasi bersama Forkopimda serta Bupati/Wali Kota dan pihak terkait persiapan siaga bencana. Tak hanya itu saja, telah kita laksanakan persiapan terkait Nataru bersama-sama,” ujar Sekda Syahrial Abdi.
Ia menekankan bahwa Pemerintah Provinsi Riau berkomitmen penuh melaksanakan seluruh arahan dari pemerintah pusat. Sehingga kondisi sosial, ekonomi, dan keamanan tetap stabil di bumi lancang kuning.
“Tentu semua arahan dari Mendagri kami laksanakan dan selalu kami koordinasikan ke setiap kepala daerah di Riau,” pungkasnya. (MCR)
