Ketika Jalan Terputus dan Listrik Padam, Alat Berat dan Genset Jadi Harapan Warga Sumbar

Ketika Jalan Terputus dan Listrik Padam, Alat Berat dan Genset Jadi Harapan Warga Sumbar

SELARASRIAU.COM, SUMBAR - Di tengah jalan yang tertutup longsor dan listrik yang padam berhari-hari, bunyi mesin excavator dan dengung genset menjadi tanda awal pemulihan bagi warga Sumatra Barat. Itulah yang dirasakan masyarakat di sejumlah wilayah terdampak bencana hidrometeorologi, saat PT Hutama Karya (Persero) hadir membawa bantuan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) bertajuk HK Peduli.

Tak sekadar menyalurkan sembako, Hutama Karya mengerahkan alat berat, genset, hingga mendirikan posko bantuan untuk mempercepat pemulihan akses dan layanan dasar di Kota Padang, Padang Pariaman, Tanah Datar, hingga Kabupaten Agam. Bantuan difokuskan pada wilayah-wilayah dengan kerusakan infrastruktur dan jumlah pengungsi tinggi, seperti Kecamatan Nanggalo di Kota Padang, Batipuh dan Lembah Anai di Tanah Datar, Kampuang Tangah dan Talao Mundam di Padang Pariaman, serta sejumlah titik di Agam.

Langkah cepat ini merupakan tindak lanjut arahan Kepala Badan Pengaturan BUMN sekaligus COO Danantara, Donny Oskaria, yang meminta seluruh BUMN bergerak sigap membantu korban bencana melalui skema BUMN Peduli. Saat meninjau langsung lokasi terdampak pada awal pekan lalu, Danantara berkoordinasi intens dengan pemerintah daerah untuk memetakan kebutuhan paling mendesak, mulai dari pembukaan akses jalan, logistik pengungsi, hingga dukungan peralatan.

Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Mardiansyah, menegaskan keterlibatan perusahaan tidak lepas dari peran sebagai BUMN infrastruktur.

“Dalam situasi darurat seperti ini, kami memastikan dukungan yang diberikan benar-benar menjawab kebutuhan di lapangan. Koordinasi dengan pemerintah daerah dilakukan secara intens agar bantuan dapat mempercepat pemulihan sosial dan ekonomi masyarakat, sejalan dengan arahan Danantara agar BUMN cepat hadir saat masyarakat membutuhkan,” ujarnya.

Sejak awal bencana, Hutama Karya bersama entitas dalam grup—PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI), PT Hakaaston (HKA), PT Hutama Marga Waskita (Hamawas), dan PT Hutama Panorama Sitinjau Lauik (HPSL)—langsung melakukan survei kondisi lapangan. Penanganan awal difokuskan pada penyaluran logistik dasar dan pembukaan akses jalan yang tertimbun material longsor.

Penyaluran bantuan dimulai dari Kabupaten Padang Pariaman yang dilanda banjir dan gangguan akses. Selanjutnya, dukungan digerakkan ke Kota Padang, khususnya Kecamatan Nanggalo, tempat ratusan warga terpaksa mengungsi. Di kawasan perkotaan ini, selimut, kasur lipat, makanan siap saji, air mineral, dan kebutuhan bayi didistribusikan melalui posko bencana resmi untuk memenuhi kebutuhan dasar pengungsi.

Fokus ke Tanah Datar dan Padang Pariaman

Di Kabupaten Tanah Datar, bantuan dipusatkan di Kecamatan Batipuh yang terdampak banjir dan longsor. Melalui koordinasi dengan pemerintah daerah dan perangkat nagari, Hutama Karya menyalurkan paket sembako berisi beras, minyak goreng, gula, mi instan, hingga biskuit, dengan prioritas keluarga rentan. Dukungan operasional dapur umum dan kebutuhan listrik darurat turut disiapkan untuk menjaga layanan pengungsi tetap berjalan.

Rangkaian penyaluran kemudian berlanjut ke Padang Pariaman pada Kamis, 4 Desember 2025. Kampuang Tengah, Talao Mundam, Nagari Katapiang, dan Nagari Sicincin menjadi sasaran utama. Selain paket sembako dan perlengkapan tidur, Hutama Karya mengerahkan 10 unit genset berkapasitas menengah guna menopang operasional posko pengungsian, dapur umum, dan pos kesehatan. Seluruh bantuan disalurkan melalui BPBD dan perangkat nagari sebelum diterima warga.

Alat Berat dan Air Bersih untuk Agam

Sementara itu, di Kabupaten Agam yang menghadapi tantangan kerusakan akses dan layanan dasar, Hutama Karya menyiapkan bantuan yang lebih berfokus pada pemulihan infrastruktur. Dua unit excavator dikerahkan untuk membuka jalur terdampak, dilengkapi empat WC portabel, dua tandon air berkapasitas 3.300 liter, dua pompa air, dan lima unit genset. Bantuan dikirim dari Padang dan Palembang menyesuaikan kondisi akses lapangan yang dinamis.

Berdasarkan data BPBD Provinsi Sumatra Barat per Rabu, 3 Desember 2025, bencana hidrometeorologi di wilayah ini menyebabkan 23.316 warga mengungsi, 112 orang luka-luka, 116 orang hilang, dan 194 orang meninggal dunia. Kerusakan permukiman juga signifikan, dengan 1.018 rumah rusak berat, 1.787 rusak sedang, dan 372 rusak ringan. Data inilah yang menjadi dasar penetapan prioritas bantuan Hutama Karya di tiga wilayah utama terdampak.

Suara dari Pengungsi

Di Nagari Katapiang, Ahmad Fadli (42) menjadi salah satu warga yang merasakan langsung dampak banjir. “Banyak barang rusak dan makanan hampir habis. Awalnya kami bergantung dari tetangga dan posko,” tuturnya.

Ia menyebut paket sembako yang diterima—beras, mi instan, dan minyak goreng—sangat membantu keluarganya bertahan di masa sulit. Ahmad berharap dukungan alat berat dan genset dapat mempercepat pemulihan, sehingga warga bisa kembali menjalani aktivitas dengan lebih aman dan tenang.

Bagi warga Sumatra Barat, bantuan ini bukan sekadar logistik. Di tengah lumpur, jalan terputus, dan listrik yang padam, kehadiran alat berat dan genset menjadi simbol bahwa pemulihan telah dimulai—dan mereka tidak sendirian menghadapi bencana. (***)

#Nasional

Index

Berita Lainnya

Index