Parade Warna-warni Nusantara, Menghidupkan Kembali Sejarah di SMPN 16 Pekanbaru

Parade Warna-warni Nusantara, Menghidupkan Kembali Sejarah di SMPN 16 Pekanbaru

PEKANBARU - Suasana halaman SMP Negeri 16 Pekanbaru pagi itu begitu meriah dan penuh warna. Setelah pelaksanaan upacara memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-97, para siswa tampak antusias mengikuti serangkaian lomba yang digelar pihak sekolah. Sorak sorai dan tepuk tangan menggema setiap kali nama peserta disebut oleh pembawa acara.

Dalam momentum bersejarah ini, sekolah mengadakan dua lomba utama, yakni Lomba Bercerita bertema Sumpah Pemuda dan Lomba Busana Adat Nusantara. Kepala SMPN 16 Pekanbaru, Dra. Endang Sri Wijayanti, menjelaskan bahwa kegiatan ini digelar untuk menumbuhkan semangat nasionalisme sekaligus melatih kepercayaan diri siswa.

“Melalui lomba ini, kami ingin anak-anak mengenal sejarah perjuangan bangsa dan berani tampil di depan publik dengan kemampuan terbaik mereka,” ujar Endang di sela kegiatan.

Lomba bercerita yang dilaksanakan pada Senin (27/10) itu diikuti oleh 13 peserta, masing-masing perwakilan dari setiap kelas. Mereka membawakan kisah-kisah heroik dengan tiga subtema pilihan: Peristiwa Rengasdengklok, G30S/PKI dan Peristiwa Hotel Yamato 19 September 1945.

Tiga guru—dua dari mata pelajaran Bahasa Indonesia dan satu dari IPS—bertugas sebagai dewan juri. Kriteria penilaian meliputi penguasaan materi, intonasi, cara bertutur, dan gestur tubuh.

“Pemenang lomba bercerita akan diumumkan hari ini bersamaan dengan penyerahan hadiah. Kami hanya memilih Juara 1, 2, dan 3,” jelas Endang.

Suasana ruang lomba terasa hangat sekaligus menegangkan. Para peserta tampil penuh ekspresi, ada yang lantang membacakan kisah perjuangan para pemuda, ada pula yang menjiwai peran seolah berada di masa penjajahan. Sorak kagum dari teman-teman mereka pun menambah semarak suasana.

Tak kalah menarik, kegiatan dilanjutkan dengan Lomba Busana Adat Daerah Nusantara. Sebanyak 13 siswa tampil anggun dan gagah mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah, mulai dari Sumatera Utara, Riau, Palembang, Jawa Barat, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Maluku, Minahasa, Nusa Tenggara Timur, Papua, Betawi, hingga Kepulauan Riau.

Dewan juri kali ini terdiri dari Kepala Sekolah Endang Sri Wijayanti, Benny, dan Niken. Para peserta melenggang dengan percaya diri di atas panggung yang dihiasi bendera merah putih dan ornamen bernuansa etnik.

“Antusias anak-anak luar biasa. Mereka sangat bersemangat mengikuti lomba, baik bercerita maupun berpakaian adat,” tutur Endang dengan bangga.

Melalui kegiatan ini, pihak sekolah berharap semangat perjuangan para pemuda tempo dulu dapat terus hidup di hati generasi sekarang.

“Kita ingin anak-anak tahu bahwa kemerdekaan tidak datang begitu saja. Ada semangat, pengorbanan, dan kerja keras para pemuda dan pemudi yang patut mereka teladani,” pungkas Endang.

Upacara dan perlombaan pun ditutup dengan riuh tepuk tangan serta sorakan gembira dari para siswa. Di tengah semilir angin pagi, semangat Sumpah Pemuda seolah kembali bergelora—mengingatkan semua yang hadir bahwa api perjuangan itu tak pernah padam. (***)

#Pendidikan

Index

Berita Lainnya

Index