SelarasRiau.com, Pekanbaru - Menanggapi hasil riset dua tahun berturut-turut dari Setara Institute yang menempatkan Pekanbaru dalam daftar lima kota paling intoleran di Indonesia, Gerakan Pemuda Ansor Kota Pekanbaru menyatakan keprihatinan sekaligus komitmen kuat untuk mengambil peran aktif dalam mendorong lahirnya kota yang lebih inklusif, damai, dan toleran.
Ketua GP Ansor Kota Pekanbaru, Adrian Firman Rokandi, menegaskan bahwa kehadiran GP Ansor bukan sekadar sebagai organisasi kepemudaan, tetapi sebagai garda terdepan penjaga nilai-nilai kebangsaan, keberagaman, dan toleransi antar umat beragama.
Hal ini dibuktikan dengan beberapa upaya yang telah lama kami lakukan untuk mewujudkan kota toleran tersebut, diantaranya yaitu GP Ansor Riau telah mendirikan Rumah Toleransi GP Ansor Riau, sebuah ruang kolaboratif yang menjadi pusat edukasi, dialog, dan aktivitas lintas iman.
Rumah Toleransi ini juga menjadi simbol kehadiran GP Ansor dalam merawat semangat Bhinneka Tunggal Ika di tengah masyarakat yang majemuk.
Tak hanya itu, Ansor dan Banser Kota Pekanbaru secara aktif menginisiasi dan mengawal berbagai ruang perjumpaan lintas agama, seperti kegiatan doa lintas iman, diskusi kebangsaan, dan kerja sosial bersama lintas komunitas.
Beberapa bentuk nyata lainnya yaitu: Banser mengawal jalannya Pawai Waisak di pekanbaru pada 1 Mei 2025, sebagai bentuk dukungan terhadap hak umat Buddha dalam menjalankan ibadah dengan aman dan damai, selain itu juga Partisipasi dalam pengamanan perayaan Hari Natal di berbagai gereja di Pekanbaru, ditambah lagi dengan keterlibatan aktif GP Ansor dalam berbagai kegiatan lintas agama dan komunitas di ruang publik sebagai bentuk solidaritas sosial.
“Inilah bentuk Islam rahmatan lil alamin yang kami yakini dan praktikkan setiap hari, bukan hanya di forum, tetapi di jalanan, di rumah ibadah, dan di tengah masyarakat,” tambah Adrian.
“Kami menanggapi temuan ini bukan dengan reaksi defensif, tetapi dengan tekad konstruktif. Pekanbaru adalah rumah kita bersama. Kami di GP Ansor berkomitmen untuk terus menghadirkan ruang-ruang dialog lintas iman, kegiatan sosial lintas komunitas, serta mendorong lahirnya kebijakan publik yang berpihak pada nilai-nilai toleransi,” ujar Adrian.
Adrian menambahkan bahwa minimnya inovasi dan terobosan dalam pemajuan toleransi, sebagaimana dicatat oleh Setara Institute, menjadi catatan penting bagi semua pihak, termasuk organisasi kemasyarakatan.
Oleh karena itu, GP Ansor Kota Pekanbaru akan menginisiasi berbagai program kolaboratif dengan tokoh agama, masyarakat sipil, pemerintah daerah, dan lembaga pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai moderasi beragama sejak dini.
Beberapa agenda konkret GP Ansor dalam waktu dekat dalam upaya menanggapi hal ini yaitu Kaderisasi Akbar GP Ansor Pekanbaru, sebagai upaya mencetak kader-kader muda yang memiliki wawasan kebangsaan dan komitmen tinggi terhadap nilai-nilai toleransi.
Dari kaderisasi ini, akan lahir para _patriot toleransi_ yang siap menjaga Kota Pekanbaru dari segala bentuk radikalisme dan intoleransi.
"Tidak hanya itu, kami juga akan mengagendakan Dialog Kebangsaan dan Lintas Agama, Pelatihan Moderasi Beragama untuk pelajar, mahasiswa, dan pemuda dari berbagai latar belakang, kemudian juga Gerakan Sosial Lintas Komunitas dan Kampanye Digital Anti-Intoleransi dan Anti-Kekerasan Atas Nama Agama," katanya.
Sebagai organisasi yang berakar kuat pada nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah, GP Ansor Pekanbaru menegaskan bahwa pluralitas adalah rahmat, dan keberagaman bukan untuk dipertentangkan, melainkan dirawat bersama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Kami optimistis bahwa dengan gotong royong dan semangat kebangsaan, Pekanbaru bisa bangkit dari stigma intoleransi dan menjadi kota teladan dalam menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika,” pungkas Adrian.
GP Ansor Kota Pekanbaru mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak tinggal diam dan bersama-sama menjadikan kota ini sebagai ruang aman dan nyaman bagi siapa pun, apa pun latar belakang agama, etnis, maupun budaya.
“Kami tidak akan berhenti sampai Pekanbaru dikenal sebagai kota yang memuliakan perbedaan, merawat kerukunan, dan menolak kekerasan atas nama apapun,” tutup Adrian Firman Rokandi. (***)