Fenomena Kecanduan Judol: Mengapa Sulit Untuk Berhenti?

Selasa, 10 Desember 2024 | 14:46:14 WIB

Oleh : Redy Setiawan

JUDOL atau Judi Online adalah permainan yang biasanya berbentuk kartu dalam sebuah aplikasi atau website. Melalui permainan ini, pemain menaruh jaminan uang untuk dijadikan bahan taruhan dan berharap mendapatkan banyak keuntungan. 

Meski menggiurkan, bermain judi online memiliki dampak besar yang sering kali tidak disadari oleh pemainnya.

Judol awalnya hanya bisa diikuti secara langsung dalam kasino. 

Seiring dengan kemajuan teknologi dan kemudahan transaksi, judi pun bisa diakses secara online di mana saja dan oleh siapa saja, termasuk anak-anak.

Judi online dikemas dalam bentuk permainan kartu, catur, atau dadu yang menyenangkan sekaligus memberi tantangan.

Kecanduan judi online telah menjadi fenomena sosial yang seius yang menarik perhatian banyak piihak, terutama di Indonesia.

Kemudahan dalam mengakses judi online menjadi keuntungan instan dan aspek hiburan menjadikan aktivitas ini menjadi menggoda. 

Kecanduan sendiri memengaruhi beberapa area otak yang mengatur kontrol diri, membuat keputusan, keinginan terus-menerus, emosi bahagia, dan euforia serta emosi dan memori. 

Anehnya, ada orang-orang yang kecanduan judol hingga menumpuk utang sekian puluh atau ratus juta lebih banyak mengalami kekalahan ketimbang kemenangan. Hal ini dipengaruhi oleh adiksi judol yang bisa merusak otak. 

Ahli menjelaskan apa yang terjadi pada otak seorang pecandu judol. Sesuatu yang sampai memicu adiksi, akan selalu berkaitan dengan kesenangan. Hanya saja, biasanya motivasi awal pasien didorong oleh kebutuhan yang harus terpenuhi secara instan. 

Kemenangan yang 'hanya' sekali itu terus diingat. Sebaliknya, kekalahan yang sekian banyak kali tidak diingat. Wajar saja, karena kemenangan membawa kesenangan. 

Saat orang mencatat kemenangan, maka ada efek dopamine rush, di mana dopamin yang tinggi memicu kesenangan berlebihan seperti euforia. Sementara saat kalah, dopamin tidak meningkat dan muncul perilaku impulsif untuk terus mencoba sampai menang.

Indonesia menjadi negara dengan pemain judi online terbanyak pada 2023 menurut Drone Emprit. 

Lantas, mengapa judi online sulit dibasmi? 

Efek domino dari kecanduan judi seringkali membawa orang ke dalam lingkaran setan yang sulit diputus. Ketika penjudi kalah maka mereka meminjam uang dari aplikasi pinjaman online, dan uang tersebut digunakan untuk berjudi lagi dengan harapan menang dan  melunasi hutangnya. 

Namun jika kalah lagi, Anda harus meminjam lebih banyak uang. Siklus ini bisa berulang terus menerus hingga Anda terjebak dalam jeratan utang. Lebih buruk lagi, orang-orang yang kecanduan judi online sering kali memulai aktivitas kriminal seperti mencuri  rumah untuk mendapatkan dana perjudian.  

Hal ini menunjukkan betapa dalamnya perjudian mempengaruhi moralitas dan perilaku.

Daya Tarik Judi Online

Salah satu alasan utama mengapa judi online sulit untuk dihentikan karna kemudahan dalam mengaksesnya.  Dengan hanya menggunakan smartphone dan internet seeornang dapat bermain kapan saja  dan dimana saja. 

Selain itu, situs-situs judi online sering melakukan penawaran menarik  yang membuat pengguna semakin terjerat. Faktor ekonomi  juga memainkan peran penting. 

Bagi banyak orang, jufi online dianggap sebagai cara cepat untuk mendapatkan uang tambahan. Bahkan, beberapa menjadikannya sebagai sumber mata penghasilan utama. 

Meskipun berisiko tinggi, harapan akan kemenangan serig kali menjadi kerugian yang jauh lebih besar.

Alasan Judi Online Sulit Diberantas

Kecanggihan teknologi memungkinkan judi online dapat diakses secara mudah dari mana saja dan kapan saja. Pengguna hanya memerlukan perangkat seperti smartphone atau komputer untuk mengakses situs-situs judi online. 

Selain itu pemain dapat bermain secara tidak dikenali sehingga sulit bagi aparat penegak hukum untuk melacak aktivitas mereka.

Bandar tersebar di banyak negara sebagian besar situs judi online beroperasi dari luar negeri dan menggunakan server yang tidak berada di Indonesia. Hal ini menyulitkan pemerintah untuk menutup situs-situs tersebut karena terbentur dengan hukum internasional. 

Bahkan jika satu situs ditutup, situs baru dengan domain berbeda sering kali muncul kembali dalam waktu singkat.

Kurangnya edukasi dan kesadaran masyarakat dikarenakan masyarakat masih menganggap judi online sebagai cara mudah untuk mendapatkan uang, tanpa menyadari risiko finansial dan psikologis yang mengintai. 

Rendahnya edukasi dan kesadaran ini membuat banyak orang terjebak dalam aktivitas judi online. Seseorang dapat berisiko mengembangkan kecanduan judi online jika mereka sering melihat perjudian online, terutama jika mereka memiliki teman atau anggota keluarga yang juga bermain.

Kurang tegasnya hukum terhadap judi online penegakan hukum terhadap pelanggar dan operator perjudian online masih kurang optimal, meskipun terdapat berbagai peraturan dan tindakan pemerintah untuk menutup situs perjudian. 

Ada pula pelaku yang hanya mendapat sanksi ringan, namun tidak ada efek jera.

Dampak Negatif Dari Prilaku Kecanduan Judi Online

Dampak dari prilaku judi online sangat luas. Secara finansia, banyak individu yang kehilangan aset, tabungan, bahkan terjebak dalam keadaan terlilit hutang. Dalam beberapa kasus, beberapa pemain menggunakan uang kuliah atau pinjaman untuk judi online, yang berujung pada putus kuliah atau masalah keuangan serius. 

Dalam kasus ekstrem, beberapa individu melakukan aksi kriminal seperti mencuri hingga menghilangkan nyawa orang lain. Dari sisi psikologis, Stres, tekanan hidup sehari-hari, atau masalah kesehatan mental yang ada dapat mendorong seseorang untuk mencari pelarian dalam perjudian online. 

Terutama dikalangan digenarasi muda, meskipun telah banyak upaya untuk mengatasi fenomena ini, judi online tetap sulit untuk dihentikan. Gejala utama kecanduan ini mencakup penggunaan waktu yang berlebihan untuk berjudi, masalah keuangan, dorongan kuat untuk berjudi ketika tidak dapat melakukannya, dan keinginan untuk mengeluarkan lebih banyak uang dalam perjudian online. 

Sikap lain yang muncul adalah sikap acuh, tidak peduli terhadap teman sesama, hingga tak jarang tidak mengetahui kondisi tetangga yang sakit ataupun membutuhkan pertolongan, karena mereka yang telah sibuk terhadap judi online telah sibuk dengan permainan tersebut.

Secara sosial individu yang telah mengenal judi online , terjadi hubungan yang semakin renggang dan kondisi sosial yang tidak sehat. Penyebab utamanya adalah kecanduan judi online. Secara sosial judi online sangat berdampak buruk, contoh lainnya adalah terjadi kesenjangan sosial dan kerusakan tatanan sosial.

Upaya Penanggulangan

Upaya pemerintah yang dapat dilakukan dapat berupa tindakan preventif, seperti edukasi dan kampanye anti judol. 

Tindakan lain yang dapat dilakukan dapat seperti menutup situs-situs judi online dan memblokir domainnya. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah membentuk satuan satgas yang khusus untuk memberantas judi online. 

Fenomena kecanduan judi online atau Judol merupakan masalah sosial yang kompleks dan sulit diatasi. Kemudahan akses, anonimitas, dan daya tarik keuntungan instan membuat banyak orang terjebak dalam lingkaran kecanduan yang merusak finansial, psikologis, serta hubungan sosial.

Kecanduan ini dipicu oleh euforia kemenangan yang mendorong perilaku impulsif, sementara kekalahan sering diabaikan. Akibatnya, banyak individu terjerat utang, bahkan melakukan tindakan kriminal demi memenuhi kebiasaan berjudi.

Penanganan masalah ini memerlukan edukasi masyarakat, pemblokiran situs judi online, serta penegakan hukum yang tegas agar dapat memutus siklus kecanduan dan dampak buruknya bagi individu maupun masyarakat. (***)

Terkini