SELARASRIAU.COM - Mantan Bupati Inhil dua periode, Muhammad Wardan, akhirnya buka suara setelah diturunkan dari posisi Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Keputusan drastis ini diambil setelah rapat tertutup Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Riau yang dipimpin langsung oleh Ketua DPD I, Drs. H. Syamsuar, di kantor Golkar Riau pada 22 Juli 2024 lalu.
Wardan dengan nada sedih mengungkapkan kekecewaannya. Ia menegaskan bahwa pemecatan tersebut dilakukan tanpa pemberitahuan atau teguran sebelumnya. "Saya sangat sedih dan kecewa. Ini dilakukan tanpa konfirmasi atau pemberitahuan terlebih dahulu," ujarnya dengan suara terguncang pada Selasa kemarin.
Kepada media, Wardan menegaskan bahwa langkah pemecatan ini mungkin terkait dengan keputusannya untuk maju sebagai Bakal Calon Wakil Gubernur Riau bersama M Nasir, sebuah langkah yang diyakininya telah disampaikan kepada pimpinan partai secara lisan sebelumnya.
"Saya sudah menghadap langsung Ketua DPD I Golkar Riau, Pak Syamsuar, dan mendapat izin untuk maju sebagai Balon Wakil Gubernur Riau," ungkapnya dengan nada keberatan.
Menurut informasi yang dihimpun, Wardan diduga dipecat karena dianggap melanggar keputusan partai yang sudah menetapkan Syamsuar sebagai Balon Gubernur Riau. Meskipun demikian, Wardan menegaskan bahwa ia tetap loyal sebagai kader Partai Golkar dan tidak memiliki afiliasi dengan partai lain.
Kritik terhadap keputusan ini pun tidak terelakkan. Wardan dan pendukungnya menilai tindakan ini sebagai bentuk adu domba di dalam partai, mengingat ia telah berkontribusi dalam membangun Golkar di tingkat daerah selama bertahun-tahun.
"Pencopotan ini sangat disayangkan. Saya diberhentikan tanpa ada alasan yang jelas atau pemberitahuan resmi," tegasnya dengan nada penuh penyesalan.
Sementara itu, respons dari pihak partai masih tertutup rapat. Wakil Ketua DPD I Golkar Riau, Ikhsan, hanya membenarkan bahwa Wardan telah digantikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) sesuai dengan peraturan organisasi partai.
Skandal ini semakin memanas karena terjadi di tengah momentum politik yang krusial menjelang Pemilihan Gubernur Riau 2024. Pasangan Wardan - Nasir telah mendeklarasikan diri dengan dukungan beberapa partai besar, sementara partai tengah berupaya membangun koalisi yang solid.
Kini publik menantikan bagaimana nasib politik Wardan akan berkembang selanjutnya, apakah ia akan tetap berkomitmen pada langkah politiknya atau mengambil sikap lain dalam menghadapi insiden ini. (***)