PEKANBARU - Kabut asap kembali menyelimuti udara di Kota Pekanbaru sejak beberapa hari terakhir ini. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat total luasan lahan yang terbakar di Riau nyaris tembus 2 ribu hektare.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edy Afrizal, Senin (2/10/2023) mengatakan sejak Januari 2023 hingga saat ini total luas lahan di Riau yang terbakar mencapai 1.906 hektare.
"Karhutla paling luas ditemukan di Kabupaten Bengkalis dengan luasan lahan yang terbakar mencapai 393 hektare," kata Edi.
Dari data yang dirilis BPBD Riau, saat ini seluruh kabupaten kota di Riau sudah dilanda Karhutla. Kabupaten Kuansing yang selalu nihil Karhutla saat ini juga sudah ada lahannya yang terbakar.
Edi merincikan untuk luasan lahan yang terbakar di Kabupaten Rokan Hulu seluas 50 hektare. Kemudian Rohil 236 hektare, Dumai 115 hektare, Meranti 39 hektare, Siak 46 hektare, Pekanbaru 43 hektare, Kampar 186 hektare, Pelalawan 212 hektare, Inhu 308 hektare dan Inhil seluas 255 hektare.
"Paling sedikit di Kabupaten Kuansing dengan luasan terbakar 18 hektare," katanya.
Meski hampir semua daerah di Riau sudah di ditemukan Karhutla, namun Edi menegaskan bahwa kabut asap yang menyelimuti kota Pekanbaru dan sekitarnya bukan akibat kebakaran hutan dan lahan di Riau, melainkan asap kiriman dari provinsi tetangga. Yakni Jambi dan Sumatera Selatan.
"Ini asap dari provinsi tetangga kita. Angin mengarah ke Riau, sehingga asap dari Karhutla di Sumsel dan Jambi masuk ke Riau," kata Edi.
Jika melihat hasil pemantauan satelit yang dirilis oleh BMKG, kata Edi, hot spot di kedua Provinsi ini cukup banyak, dan belum terkendali.
"Ditambah lagi musim panas dan tidak ada hujan di Sumsel,” imbuhnya.
Pihaknya mengklaim, hingga saat ini Karhutla di Provinsi Riau masih terkendali. Kendati demikian pihaknya tidak menapik adanya sejumlah daerah di Riau yang hingga saat ini masih dilanda Karhutla dan belum padam. Namun Karhutla tersebut diakui Edi, tidak menyebabkan kabut asap di Riau, sehingga bisa dipastikan asap di Riau ini dari daerah lain.
“Kalau di Riau Karhutla terkendali, memang ada bebrapa titik tapi tidak besar kita cuma 7 titik pagi ini, itupun Rohil dan Kampar yang dimonitor dari satelit. Di lapangan ada di Teluk Meranti, di TNTN, di Batang Cenaku, tapi semua tinggal pendinginan. Asap dari tetangga kita masih banyak hotspotnya, kita pernah banyak titik tapi tidak separah ini dan tidak pernah asap seperti ini,” ujar Edy.
Lebih lanjut dikatakan Edy, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Kepala pelaksana BPBD Jambi dan Sumatra Selatan.
Kedua daerah ini sudah berusaha untuk memadamkan Karhutla di beberapa wilayah mereka. Namun, sampai saat ini belum terkendali, kondisi ini diakibatkan tidak adanya curah hujan di kedua provinsi tetangga ini.
“Semalam sudah telpon kepala BPBD nya, itu sudah lama terjadi Karhutla, dan tim Manggala Agni dari Jambi juga sudah digeser ke Sumsel. Namun, sampai saat ini masih terjadi kebakaran. Cuaca memang keting dan mereka tidak hujan dalam dua bulan ini,” ujarnya. (***)