Pekanbaru – Sektor pariwisata di Provinsi Riau terus menunjukkan perkembangan positif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang pada bulan September 2024 mencapai 47,02 persen.
Angka ini menandakan peningkatan sebesar 0,39 poin dibandingkan bulan sebelumnya dan 7,27 poin jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023.
Kepala BPS Riau, Asep Riyadi, menjelaskan bahwa peningkatan TPK ini menunjukkan semakin tingginya minat wisatawan untuk berkunjung ke Riau.
"Dari setiap kamar yang disediakan oleh hotel berbintang di Riau, sekitar 47 hingga 48 persen terjual setiap malam," ujar Asep dalam keterangan pers, pekan lalu.
Selain TPK, BPS juga mencatat data menarik lainnya. Rata-rata lama menginap tamu (RLMT) baik asing maupun domestik di Riau mencapai 1,33 hari. Tamu asing cenderung menginap lebih lama, yakni rata-rata 1,97 hari, sedangkan tamu domestik rata-rata menginap selama 1,32 hari.
Secara rinci, tamu asing paling lama menginap di hotel bintang 4 dengan durasi 2,39 hari. Sementara, tamu domestik paling lama menginap di hotel bintang 5 dengan durasi 1,60 hari.
Peningkatan TPK dan RLMT ini memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian lokal. Asep Riyadi menekankan bahwa tingginya angka hunian kamar dan durasi menginap berpotensi meningkatkan pendapatan usaha akomodasi serta mendorong pertumbuhan sektor pariwisata secara keseluruhan.
Menyikapi hal ini, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Roni Rakhmat, menyambut positif data yang dirilis oleh BPS. Ia mengaku, peningkatan TPK ini merupakan hasil dari upaya bersama dalam memajukan sektor pariwisata di Riau.
"Kami sangat mengapresiasi data BPS yang menunjukkan peningkatan tingkat penghunian kamar hotel di Riau. Ini adalah bukti nyata dari upaya kita bersama dalam memajukan sektor pariwisata," ujar Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Roni Rakhmat, Rabu (6/11/2024).
Roni menambahkan, bahwa berbagai program yang telah dilaksanakan, seperti pengembangan sektor wisata, peningkatan kualitas pelayanan, dan promosi wisata, telah berkontribusi terhadap peningkatan kunjungan wisatawan.
"Kami melihat bahwa potensi wisata Riau masih sangat besar. Selain keindahan alamnya yang luar biasa, Riau juga kaya akan budaya dan sejarah yang menarik untuk dijelajahi. Ke depan, kami akan terus berupaya untuk menggali potensi-potensi wisata ini dan mempromosikannya secara lebih luas," ungkap Roni.
Lebih lanjut disampaikan, Kota Pekanbaru semakin gencar mempromosikan diri sebagai destinasi Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE).
Dengan fasilitas Hotel yang memadai, konektivitas yang baik, dan potensi wisata yang beragam, Pekanbaru dinilai memiliki daya tarik yang tinggi bagi penyelenggaraan berbagai macam iven berskala nasional maupun internasional.
"Industri MICE semakin diakui sebagai salah satu pilar penting dalam mendorong pertumbuhan sektor pariwisata di Provinsi Riau.
Kegiatan MICE yang mencakup pertemuan bisnis, insentif perusahaan, konvensi, dan pameran, tidak hanya menarik wisatawan namun juga memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah," sebut Roni.
Menurutnya, dengan semakin banyaknya perusahaan dan organisasi yang memilih Pekanbaru sebagai lokasi penyelenggaraan event MICE, hal ini berdampak positif terhadap peningkatan okupansi hotel, restoran, dan sektor transportasi. Selain itu, MICE juga dapat memperkenalkan potensi wisata Riau kepada peserta dari berbagai daerah, sehingga berpotensi meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
"Kekayaan budaya dan keindahan alam Riau juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para peserta MICE. Kombinasi antara kegiatan bisnis dan wisata budaya ini membuat Pekanbaru menjadi pilihan yang menarik bagi penyelenggara iven," sebutnya.
Roni juga menyoroti potensi wisata Riau yang sangat besar. "Selain keindahan alamnya, Riau juga kaya akan budaya dan sejarah yang menarik untuk dijelajahi," ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa ke depan, Dinas Pariwisata akan terus berupaya untuk menggali potensi-potensi wisata ini dan mempromosikannya secara lebih luas. Meskipun demikian, Roni juga mengakui bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti peningkatan infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia di sektor pariwisata, serta pengembangan produk-produk wisata yang lebih inovatif.
"Namun, dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, pelaku usaha pariwisata, akademisi, komunitas, media, dan masyarakat, saya yakin kita dapat mengatasi tantangan ini dan menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan di Riau," tegas Roni.
Kenaikan TPK menjadi motivasi bagi Dinas Pariwisata untuk terus meningkatkan kinerja. Roni berkomitmen untuk terus berinovasi dan menghadirkan pengalaman wisata yang lebih menarik bagi wisatawan.
"Dengan begitu, kami berharap dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian daerah," pungkasnya. *** (man)