Istana Rokan, Simbol Marwah yang Tak Lekang Zaman

Ahad, 14 September 2025 | 18:11:36 WIB
Istana Kerajaan Rokan.

ROKAN HULU – Sabtu (13/9/2025) menjadi hari bersejarah bagi masyarakat Rokan Hulu. Langit cerah seakan ikut menyaksikan momen khidmat saat Gubernur Riau, Abdul Wahid, meresmikan kembali Istana Kerajaan Rokan dalam acara Majelis Gelar Adat dan Kenduri Budaya.

Bukan sekadar seremoni, kehadiran Gubernur Wahid menjadi saksi hidup atas keteguhan marwah Melayu yang terus terjaga. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa Istana Rokan bukan hanya bangunan fisik, melainkan simbol peradaban yang hidup.

“Istana ini merupakan simbol sejarah yang memperlihatkan betapa kuatnya adat dan budaya Melayu di tanah Rokan Hulu,” ucap Wahid dengan penuh haru.

Ia menyebut istana itu ibarat pustaka budaya, menyimpan jejak peradaban yang tak lekang oleh waktu. Lebih jauh, Wahid menegaskan bahwa Negeri Seribu Suluk berdiri di atas fondasi kokoh: adat dan syiar Islam yang saling menguatkan dalam membentuk karakter masyarakat.

“Masyarakatnya menjunjung tinggi adat istiadat dan menjadikan agama sebagai pilar yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari,” tegasnya.

Gubernur juga mengingatkan jasa besar pahlawan nasional Tuanku Tambusai yang berasal dari Rokan Hulu. Perjuangan beliau melawan penjajah kini kembali diabadikan melalui penamaan Pangdam yang baru diresmikan, sebagai penghormatan atas pengorbanannya.

Tak hanya mengenang sejarah, Wahid membawa visi ke depan. Ia menyampaikan rencana strategis menjadikan kawasan Istana Rokan sebagai destinasi wisata budaya terpadu. Langkah ini akan disinergikan dengan program revitalisasi Candi Muara Takus pada 2026, untuk memperkuat kebanggaan Riau di mata dunia.

Namun, Wahid menekankan pentingnya pelestarian alam sebagai bagian dari pelestarian budaya. “Jika sungai, hutan, dan tanah adat kita rusak, maka hilang pula warisan budaya kita,” ujarnya.

Acara turut diwarnai penganugerahan gelar adat kepada tokoh-tokoh yang dianggap layak. Wahid mengingatkan, gelar bukanlah untuk bermegah, melainkan amanah menjaga nilai luhur. “Kata orang tua-tua, gelar bukan untuk bermegah, tapi untuk menjaga marwah,” pungkasnya.

Penandatanganan prasasti dan pemberian bantuan CSR di akhir acara menjadi bukti nyata komitmen pemerintah melestarikan warisan budaya. Wahid berharap, Istana Rokan menjadi rumah budaya, pusat silaturahmi, sekaligus benteng marwah Melayu yang akan kokoh sepanjang masa. (mra)

Terkini