SelarasRiau.com - Potret rest area Tol Padang–Sicincin ini menampilkan keindahan arsitektur khas Minangkabau yang berpadu apik dengan langit senja yang memukau.
Bangunan dengan atap gonjong yang menjulang ini menjadi ikon baru di ruas tol Sumatera Barat, mencerminkan kekayaan budaya lokal yang diangkat melalui sentuhan modern.
Dengan langit jingga keunguan sebagai latar, rest area ini tak hanya menjadi tempat istirahat yang nyaman bagi pengguna jalan, tapi juga spot menarik untuk menikmati momen estetik di tengah perjalanan.
Dua rest area baru di Jalan Tol Padang–Sicincin resmi rampung dibangun oleh PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) pada akhir Juni 2025.
Hadir dengan desain yang memadukan budaya lokal dan sentuhan modern, rest area ini jadi tempat istirahat yang tak cuma nyaman, tapi juga instagramable.
Rest area yang terletak di STA 23+000 ini dibangun di dua sisi, masing-masing untuk jalur A (Padang ke Sicincin) dan jalur B (Sicincin ke Padang).
“Per akhir Juni 2025, progres pembangunan rest area Tol Padang-Sicincin telah mencapai 100 persen,” ujar Direktur Operasi III HKI, Aditya Novendra Jaya.
Berstatus sebagai rest area tipe A, fasilitas di lokasi ini terbilang lengkap. Pengguna tol bisa menikmati berbagai layanan seperti masjid, toilet umum dan difabel, klinik, bengkel, kantor pengelola, hingga bangunan pengolahan limbah.
Yang paling menarik, tersedia area food court yang dapat menampung 16 tenant UMKM lokal dan satu minimarket. Tak ketinggalan, lahan untuk SPBU juga telah disiapkan.
Untuk kenyamanan pengguna jalan, kapasitas parkir di rest area ini cukup luas. Di jalur A tersedia lahan parkir untuk 212 kendaraan golongan I serta 57 kendaraan golongan II hingga V.
Sementara di jalur B, tersedia 213 slot untuk kendaraan golongan I dan 59 slot untuk golongan II hingga V.
Lebih dari sekadar tempat istirahat, rest area ini juga menjadi wadah promosi budaya Minangkabau.
Desain bangunan food court mengusung konsep arsitektur neo-vernacular, dengan bentuk atap lancip khas rumah gadang (gonjong) dan ornamen tradisional seperti dada kelelawar, sirip ikan, serta ukiran khas Minang. Menariknya, seluruh material ornamen tersebut dikerjakan oleh pengrajin lokal.
“HKI tak sekadar membangun fisik, tapi juga merawat warisan budaya. Kami bahkan berkolaborasi dengan spesialis arsitektur Ranah Minang dalam pengerjaan detail bangunan seperti gonjong dan ampig,” jelas Aditya.
Rest area ini jadi nilai tambah dalam operasional Tol Padang–Sicincin yang telah dibuka sejak Mei 2025 lalu.
Tak hanya mendukung kelancaran lalu lintas, tapi juga memperkenalkan kekayaan budaya dan kuliner khas Sumatera Barat kepada para pengguna tol, termasuk wisatawan.
Selain Tol Padang–Sicincin, HKI juga tengah menggarap sejumlah proyek strategis lainnya, baik di jalur Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) maupun di luar JTTS. Di antaranya Tol Lingkar Pekanbaru, Palembang-Betung, hingga Probolinggo-Banyuwangi dan Cikampek Selatan.
Dengan hadirnya rest area berkonsep budaya ini, HKI berharap masyarakat tidak hanya bisa beristirahat dengan nyaman, tapi juga merasakan pengalaman baru saat melintasi tol—lebih dekat dengan budaya lokal sambil menikmati perjalanan. (dil)