SELARASRIAU.COM, PEKANBARU - Gerakan Pemuda (GP) Ansor Riau, bersama Densus 88 dan Pemuda Kristen HKBP Riau, menggelar diskusi bertajuk “Fanatisme Berlebihan, Akar Radikalisme” pada Selasa, 3 Maret 2025.
Acara ini menjadi wadah untuk membahas bahaya radikalisme yang semakin mengkhawatirkan, terutama di kalangan generasi muda.
Ketua GP Ansor Riau, Khoirul Huda, menegaskan bahwa radikalisme bukan hanya ancaman bagi negara, tetapi juga berpotensi merusak persatuan sosial.
“Radikalisme tidak hanya melawan negara, tetapi juga memecah belah masyarakat. Mereka dengan mudah mengkafirkan orang lain yang berbeda pandangan. Ini berbahaya jika terus dibiarkan,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa agama seharusnya menjadi sumber kedamaian, bukan alat untuk menyebarkan kebencian.
“Terorisme sejatinya tidak memiliki agama. Mereka hanya menunggangi agama untuk kepentingan tertentu. Padahal, semua agama mengajarkan kedamaian, bukan kebencian dan kekerasan,” ujarnya.
Diskusi ini juga menyoroti bagaimana kelompok radikal seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan ISIS memanfaatkan agama untuk kepentingan politik dan memecah belah bangsa.
Perwakilan Densus 88, Bayu Oktara, menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menangkal paham radikal.
“Kami mengapresiasi inisiatif GP Ansor dan Pemuda Kristen HKBP dalam menggelar diskusi ini. Upaya seperti ini sangat penting untuk membangun kesadaran bersama dalam melawan radikalisme,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan Pemuda Kristen HKBP Riau, Mampe Sitompul, menegaskan komitmen organisasinya dalam menjaga kerukunan antarumat beragama.
“Kami percaya bahwa perbedaan adalah anugerah. Jangan mudah terprovokasi oleh kelompok-kelompok yang ingin memecah belah kita,” katanya.
Diskusi yang digelar di Aula Mini HKBP Hangtuah Riau ini dihadiri oleh puluhan peserta dari berbagai latar belakang agama dan organisasi kepemudaan.
Acara berlangsung interaktif dengan banyak peserta yang antusias menyampaikan pandangan dan pertanyaan mereka.
GP Ansor Riau berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan kesadaran kolektif untuk menolak segala bentuk radikalisme.
“Kami ingin mengajak generasi muda untuk bersatu melawan paham radikal dan menjaga keutuhan bangsa. Persatuan adalah kunci utama dalam menghadapi ancaman ini,” pungkas Khoirul Huda. (dil)