SELARASRIAU.COM, PEKANBARU - Ratusan mahasiswa UIN Suska Riau antusias mengikuti sekolah kebangsaan yang diselenggarakan oleh Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) bersama Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) di auditorium gedung rektorat lantai 5 kampus UIN Suska Riau, Kamis (28/12/2023).
Sekolah kebangsaan atau yang biasa disebut dengan tular nalar merupakan program literasi dari mafindo ini merupakan kegiatan ke tiga kalinya. Sebelumny fokus kepada akademi digital lansia, kali ini mafindo fokus membahas tentang literasi pemilu khususnya kepada generasi Z. sebagai informasi generasi Z akan mencoblos untuk pertama kalinya pada pemilu tahun depan.
Dengan mengangkat tema "sekolah kebangsaan: memangnya suara remaja didengar " pihak panitia menghadirkan sejumlah fasilitator untuk mengupas tema tersebut dihadapan peserta. Mereka adalah para dosen dari berbagai rumpun ilmu.
Penanggung jawab tular nalar wilayah Riau Dr. Arwan, M.Ag mengatakan kegiatan ini diadakan bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pemilih pemula untuk ikut berpartisipasi dalam pesta demokrasi tahun depan.
"Kegiatan tular nalar kali ini menyasar pemilih pemula dengan tujuan untuk memberikan edukasi terkait pemilu, kerjasama antara fakultas dakwah dan komunikasi bersama Mafindo," kata Arwan
Pada kesempatan itu Dr. Arwan, M.Ag juga mengatakan bahwa semoga kegiatan ini dapat membuka wawasan pemilih pemula menjadi pemilih cerdas dan anti informasi hoax.
Sementara itu, kegiatan ini dibuka langsung oleh dekan fakultas dakwah dan komunikasi Prof. Dr. Imron Rosidi, P.hd. Ia mengucapkan terimakasih kepada mafindo yang telah memilih fakultas dakwah dan komunikasi sebagai partner untuk program tular nalar.
"Semoga kedepan, kerjasama ini terus terjalin. Terimakasih kepada para fasilitator serta para mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini," kata Prof Imron.
Kegiatan ini diikuti oleh 125 orang mahasiswa lintas jurusan. Selama kegiatan berlangsung, peserta dibagi kedalam kelompok kecil kemudian didampingi oleh satu fasilitator. Materi yang disampaikan dalam kegiatan ini terkait denhan pemilu demokrasi, penginderaan informasi hoax serta undang-undang terkait dengan pemilu.
Peserta sangat antusias mengikuti acara ini. Dalam proses diskusi juga diselingi dengan permainan sehingga acara lebih menarik dan tidak membosankan. Peserta juga antusias mengajukan beberapa pertanyaan kepada fasilitator. (***)